GBBT di Pacarpeluk digerakkan oleh PRNU Pacarpeluk dan Pemerintah Desa Pacarpeluk. |
[Pacarpeluk, NUP] - GBBT di sini
adalah singkatan dari Gerakan Bahagia Bersama Tetangga. Ini adalah gerakan
masyarakat yang diinisiasi dan dideklarasikan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang
bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Jombang pada Ramadhan 1441
H/2020 M ini. Kegiatan intinya adalah mengorganisasi masyarakat untuk
bersama-sama berbagi bahagia dengan memberi makan buka puasa dan atau sahur
untuk warga dhuafa di tengah suasana pandemi virus Corona / Covid-19.
Dalam suasana
keprihatinan wabah Corona, mengumpulkan massa untuk berbuka puasa bersama di
satu tempat menjadi hal yang kontraproduktif. Oleh karena itulah, mengantarkan
makanan berbuka untuk dhuafa ke rumah-rumah mereka adalah pilihan yang paling
mulia. Jika hal ini tidak memungkinkan, maka penjadwalan pengambilan makanan
berbuka itu dengan cara penukaran kupon juga tidak terlarang, selama semuanya
dilakukan dengan menaati protokol kesehatan waspada Corona. Inilah pilihan aksi
Gerakan Bahagia Bersama Tetangga.
Bagi sebagian
orang istilah GBBT mungkin dianggap terlalu muluk-muluk, karena aksinya hanya
berupa bagi-bagi makanan, sedangkan bahagia tidak bisa diukur semata-mata dari
makan dan makanan. Selain itu, secara tradisi berbagi makanan bukanlah hal yang
baru dalam masyarakat. Ada tradisi megengan dengan kue khas apem. Ada
tradisi weweh pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Ada ater-ater buko.
Ada juga kenduri dengan beragam hajat. Semuanya diekspresikan dalam bentuk
pemberian makanan kepada orang lain, khususnya kepada saudara atau tetangga
dekat.
Karena tradisi
ini berlangsung secara alamiah dan tak terjadwal, maka pemberian itu tidak bisa
dipastikan. Kadang ada, bahkan berlebih. Kadang tiada,sama sekali. Atas dasar
itulah pengorganisasiannya menjadi sangat bermanfaat khususnya bagi warga
dhuafa yang layak disantuni agar bisa efektif dan tepat sasaran.
Setidak-tidaknya mereka bisa merasakan sedikit kelegaan karena telah ada jatah
makanan untuk berbuka dan atau sahur mereka.
Perdebatan
istilah GBBT tidak sepatutnya diperpanjanglebarkan, karena perdebatan ini tidak
akan mengeyangkan dhuafa yang berpuasa. Mereka akan tetap lapar dan dahaga
karena tidak ada yang dikonsumsi. Kita boleh-boleh saja tidak sepakat dengan
istilah itu, tapi kita harus sepakat bahwa memberi makanan kepada dhuafa untuk
berbuka puasa dan atau sahur adalah jauh lebih bermanfaat daripada sekadar
perdebatan istilah itu.
Cukuplah sudah
kognisi kita diisi dengan informasi sabda Rasulullah SAW bahwa siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangganya.
Momentum Ramadhan ini adalah saat yang
paling tepat bagi kita untuk mempraktikkan pesan Rasul itu. Carilah tetangga
terdekat yang dhuafa! Berilah mereka makanan untuk berbuka dan atau sahur!
Pastikan mereka bisa makan dan ada yang dimakan! Jangan biarkan mereka
kelaparan dan kehausan karena puasa dan karena tidak yang tidak ada yang bisa
mereka makan dan mimum!
Jika ternyata hal
ini malah merepotkanmu, maka pilihan yang paling rasional adalah titipkanlah
uangmu pada panitia GBBT. Biarlah mereka yang mengelolahnya, sehingga bisa
merata kepada banyak dhuafa. Panitia itulah yang akan membelanjakan dan
membagikan paket makanan dan minuman berbuka dan atau sahur kepada warga dhuafa
di daerah itu.
Dengan mengambil
bagian dalam GBBT ini, anda telah berbagi kebahagiaan dengan dhuafa yang
berpuasa. Bagaimanapun juga kebahagiaan dasar orang yang berpuasa adalah saat
mereka bisa berbuka. Oleh karena itulah memberi makan buka puasa, lebih-lebih
kepada dhuafa, adalah kemuliaan yang luar biasa. Rasulullah SAW pun telah menjanjikan
bahwa siapa yang memberi makan seseorang untuk berbuka puasa maka ia akan
mendapatkan pahala orang yang berpuasa itu dengan tanpa mengurangi pahalanya
sendiri sedikitpun. Singkatnya, kita akan mendapatkan pahala dobel, yaitu
pahala puasa yang kita kerjakan dan pahala puasa orang yang kita beri makan
untuk berbuka. {abc}
ditulis oleh: Nine Adien Maulana (Ketua PRNU Pacarpeluk)
0 Comments