Header

Header

Mengenal Kartu Pacarpeluk Sehat (KPS)


Isu kemandirian Nahdliyyin yang digelorakan saat Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Jombang beberapa bulan yang lalu telah menyebar hingga ke pelosok desa. Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Pacarpeluk memaknai kemandirian itu harus dibangun dari sisi ekonomi terlebih dulu. Dengan kemandirian ekonomi itu maka akan terjadi upaya saling menghidupi antara jamaah dan jam’iyyah Nahdlatul Ulama, sehingga terjalin hubungan simbiosis mutualis diantara kedua pihak itu.
Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah melalui Unit Pengumpul Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Pacarpeluk menjadi instrumen utama mewujudkan kemandirian tersebut. Gerakan Pacarpeluk Bersedekah dengan bentuk membagikan kaleng-kaleng sedekah koin Rp. 500,00/hari kepada semua warga yang bersedia kini telah bisa dirasakan manfaatnya secara nyata.
Dana yang telah terkumpul itu pun diputar lagi manfaatnya untuk warga. Bantuan air minum kemasan untuk pengajian kematian warga menjadi model penyaluran perdana yang sangat efektif menarik simpati warga untuk berpartisipasi menjadi munfiq (donatur). Dengan biaya yang sangat terjangkau ini, upaya menghidupi jamaah yang dilakukan oleh jam’iyyah NU dapat dirasakan secara nyata.
Setelah mampu mengalkulasi perolehan minimal dana sedekah dari minimal 400 munfiq itu, kini PRNU Pacarpeluk akan memberikan manfaat kepada para munfiq  dan warga kelompok lemah (dhu'afa') berupa layanan kesehatan secara gratis.  PRNU Pacarpeluk bekerja sama dengan BP Klinik Pratama Madinah akan memberikan layanan pengobatan tingkat pertama (berobat rawat jalan) dengan pembiayaan pasca bayar melalui pengelolaan dana sedekah tersebut.  
PRNU Pacarpeluk akan menerbitkan Kartu Pacarpeluk Sehat yang akan diberikan kepada para munfiq yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau Kartu BJSP Kesehatan dan warga dhu’afa’. Kartu ini sebenarnya solusi jangka pendek yang dilakukan untuk memberikan manfaat secara langsung kepada para munfiq dan warga dhu’afa’. Sebenarnya salah satu cita-cita UPZISNU Pacarpeluk adalah mampu mengikutkan warga dhu’afa’ yang belum memiliki KIS agar bisa memperolehnya dengan pembiayaan dari dana sedekah itu. Karena kemampuan pembiayaannya belum bisa menjangkaunya, maka solusinya sementara yang bisa dilakukan adalah penerbitan Kartu Pacarpeluk Sehat (KPS).
Kartu ini hanya berlaku di BP Klinik Pratama Madinah yang telah menjadi mitra PRNU Pacarpeluk dalam memberikan layanan kesehatan kepada warga. Jenis layanan pengobatan yang ditanggung melalui kartu ini adalah layanan pengobatan tingkat pertama (berobat rawat jalan). Kartu ini tidak berlaku untuk pengobatan lanjutan dan rawat inap.
Pemilik kartu ini berbasis pada kaleng sedekah bagi munfiq, sedangkan warga dhu’afa’ mendapatkannya sebagai bentuk penyaluran utama dana sedekah itu. Setiap pemilik satu kaleng sedekah mendapat satu kartu. Kartu itu hanya berlaku untuk pemiliknya sesuai dengan identitas yang tertera di dalamnya. Oleh karena itulah, desain kartu tersebut akan dilengkapi dengan foto pemilikinya, sehingga benar-benar bisa dimanfaatkan secara tepat sasaran.
Keberadaaan kartu ini setidak-tidaknya bisa membantu warga dhu’afa khususnya yang belum memiliki KIS dari pemerintah. Ketika mereka sakit ringan, maka mereka bisa dengan segera mendapatkan layanan pengobatan setiap saat tanpa malu-malu, karena telah ditanggung secara bersama melalui pengelolaan dana sedekah itu.
Inilah wujud kemandirian yang bisa diupayakan di tingkat akar rumput melalui pengelolaan zakat, infaq dan shadadah secara kreatif, profesional dan amanah. Jika hal ini dikelola secara massif, maka bukan hal yang mustahil jika suatu saat semua warga Nahdliyyin bisa berobat di Rumah Sakit-Rumah Sakit milik Nahdlatul Ulama secara gratis dengan pembiayaan pasca bayar sebagaimana yang telah dilakukan oleh PRNU Pacarpeluk dalam skala terbatas satu desa itu. []





Post a Comment

0 Comments